Pagi tadi saya melakukan transaksi online dengan merchant luar negeri dengan menggunakan e-Card Jenius. Sejak kartu kredit saya habis masa berlakunya dan masih juga belum mendapatkan kartu pengganti, saya mengandalkan e-Card Jenius untuk transaksi yang menggunakan metode pembaharan Kartu Kredit (Credit Card / CC), biasanya merchant yang berasal dari luar Indonesia seperti Apple, Netflix, Facebook, atau Aliexpress. Selain CC, biasanya merchant tersebut juga memberikan opsi pembayaran menggunakan Paypal.
Transaksi online dengan kartu kredit sendiri sebenarnya relatif rawan, karena segala informasi yang diperlukan untuk melakukan transaksi ada di dalam kartu tersebut. Informasi tersebut adalah: (1) 16 digit nomor kartu, (2) expired date kartu, (3) 3 digit CVV code, dan (4) nama pemegang kartu. Jika dompet atau kartu kredit kita hilang atau informasinya terekspos (foto/video) ke orang lain, maka bisa dengan mudah disalahgunakan.
Kalau untuk merchant dalam negeri, seperti blibli atau tokopedia, bila kita menggunakan kartu kredit sebgai metode pembayaran, biasanya ada kode OTP yang dikirim ke nomor HP yang terhubung dengan kartu kredit dan harus dimasukkan ketika melakukan transaksi, jadi masih ada pengamanan lapis kedua.
Namun untuk merchant luar negeri, biasanya hanya cukup memasukkan 4 informasi valid dalam kartu kredit, langsung bisa untuk melakukan transaksi. Kalau dalam kasus dengan consent atau antar pihak yang sudah saling percaya (misal suami-istri, orang tua-anak, dll), mekanisme ini menjadi kelebihan karena bisa dengan mudah melakukan transaksi. Hanya saja, jika terjadi kehilangan, kita hanya mengandalkan itikad baik dari orang yang menemukan CC kita, seperti halnya kita kehilangan uang kertas.
E-card Jenius sesuai namanya, electronic card, tidak berbentuk kartu fisik. E-card ada di dalam aplikasi Jenius dengan 4 informasi standar CC: (1) 16 digit nomor kartu, (2) expired date kartu, (3) 3 digit CVV code, dan (4) nama pemegang kartu. Bedanya jika CC menggunakan uang penerbit CC terlebih dahulu (utang), dan nanti kita bayar tagihannya, untuk e-Card Jenius ini langsung menggunakan uang kita sehingga harus diisi dahulu sesuai dengan kebutuhan transaksi kita.
Karena tidak berbentuk fisik, e-Card relatif lebih aman dibanding CC biasa, karena walau HP kita ada di tangan orang yang tidak bertanggung jawab, orang tersebut tidak akan bisa langsung mengakses e-Card kita. Ada pengamanan berlapis. Mulai daril lockscreen HP, PIN Jenius, dan password Jenius. Minimal ada 3 lapis pengamanan itu.
Hanya saja, kekurangan dari e-Card Jenius ini adalah adanya denda Rp 5.000,- jika ada kegagalan transaksi karena saldo kurang. Misal kita ada transaksi Rp 49,000,- namun saldo di e-Card hanya Rp 40.000,- maka transaksi akan gagal dan kita akan dikenakan charge Rp 5.000,- dan transaksi tetap gagal karena saldo kita kurang. Jika transaksi dengan mata uang asing, nilai transaksi akan dikonversikan ke rupiah terlebih dahulu sesuai kurs yang berlaku di Jenius.
Kalau untuk transaksi biasa (one-time payment) kita bisa mengatur dan memastikan saldo di e-Card mencukupi untuk transaksi kita. Namun denda ini sangat menyulitkan jika kita mendaftarkan e-Card Jenius kita untuk merchant yang pembayarannya bersifat langganan, apakah bulanan atau tahunan. Kita tidak tahu persisnya si merchant tersebut kapan akan mencoba menarik transaksi ke e-Card kita.
Terlebih, ketika charge gagal transaksi itu dilakukan, Jenius tidak memberikan informasi charge tersebut dari transaksi apa atau merchant mana. Kita harus aktif mencari merchant mana yang didaftarkan e-Card kita dan sedang menarik transaksi di waktu tertentu.
Jadi, jika menggunakan e-Card Jenius untuk transaksi online, saran saya hanya gunakan untuk one-time payment, jangan untuk recurring payment.