Pagi ini ada kabar mengejutkan dari teman saya yang hari Senin kemarin bertemu saat melakukan vaksin kedua. Kabar mengejutkan tersebut adalah bahwa salah satu teman yang kita sempat bertemu di lokasi vaksin, sebut saja A, mendapatkan hasil positif pada swab test PCR yang hasilnya diperoleh tadi pagi. Karena kami sempat bertemu di hari Senin, jadi ada kemungkinan saya pun tertular, walaupun sebenarnya saat bertemu hanya sebentar saja dan saya pun tidak buka masker sama sekali, dan ada kemungkinan juga si A sebenarnya terkena virus setelah kami bertemu. Intinya masih banyak kemungkinan, tapi salah satu kemungkinan itu adalah saya juga bisa tertular virus.
Saya belum sempat nanya-nanya lebih lanjut kepada A kapan test dilaksanakan, gejala apa yang dialami, dll, karena takutnya si A sedang riweuh juga mempersiapkan isolasi mandiri atau treatment lainnya. Jadi fokus saya adalah bagaimana memastikan kondisi saya, apakah terkena virus atau tidak. Kebetulan saat Senin itu tidak hanya saya yang bertemu A, tapi ada beberapa yang lain, salah satunya sebut saja B. Status kami sama, sempat bertemu dengan A di hari Senin dan secara fisik tidak ada merasakan gejala kesehatan sampai hari ini. Tapi untuk memastikan kondisi kami, terlebih khawatir malah menulari keluarga di rumah, siang ini langsung kami melakukan swab test PCR.
Sebenarnya malas untuk melakukan swab test PCR, tapi mau gimana lagi, rapid test antibody udah tidak akan valid karena sudah vaksin, dan ini untuk kepentingan saya dan keluarga juga. Desember lalu, sesuai tulisan ini, saya juga pernah hampir akan melakukan swab test PCR, karena istri salah satu teman saya positif dan saya ada kontak dengan teman saya itu beberapa hari sebelumnya. Untungnya hasil swab test PCR teman saya tersebut negatif, jadi tracing berhenti sampai teman saya saja.
Baca Juga:
– Contact Tracing untuk Prevensi Penyebaran Covid
– Rapid Test Swab Antigen
Saat pagi begitu ada kabar mengejutkan itu, saya sudah tidak tenang ngapa-ngapain. Usai menyelesaikan 1 meeting sampai jam 11, lalu saya langsung bersiap-siap untuk pergi setelah jumatan. Saya berangkat sekitar jam 1 kurang, dan sampai sekitar jam setengah 2-an. Karena drive-thru, jadi tidak perlu turun dari mobil dan tadi hanya antri 3 mobil saja. Proses registrasi sudah cepat karena sebelumntya sudah registrasi via aplikasi, sehinga tinggal scan QR code. Proses usap (swab) nya sendiri mungkin sekitar 1-2 menit saja, dari 2 lubang hidung (nasofaring) dan dari rongga mulut (orofaring).
Saat swab nasofaring, terasa sedikit tidak nyaman karena ada cotton bud yang masuk ke hidung, dan perasaan aneh (seperti mau bersin tapi tidak jadi) masih terasa beberapa jam setelah swab. Saat swab orofaring, terasa tidak nyaman hingga mual ingin muntah, untungnya karena sedang puasa tidak ada apapun yang bisa dimuntahkan, dan begitu swab selesai sudah tidak ada lagi perasaan tidak nyaman. Dibandingkan dengan swab test antigen sebelumnya, perasaan aneh saat swabt PCR ini lebih terasa karena mengusap kedua lubang hidung.
Setelah menyelesaikan swab test, petugas menyampaikan bahwa hasilnya akan keluar besok dan akan disampaikan melalui e-mail atau whatsapp. Semoga hasil swab test PCR kami (saya dan B) negatif, dan A bisa segera pulih normal kembali agar tetap bisa beraktifitas dengan baik seperti biasa.
1 Response
[…] Baca Juga: Ternyata Harus Swab PCR Juga […]