Menulis blog ini sebenarnya bukanlah kegiatan menulis formal, sehingga harapannya saya bisa menulis dengan spontan dan mengalir untuk bisa membuat 1 tulisan setiap harinya. Memang beberapa tulisan saya buat seperti itu, tapi ada juga yang tidak. Kadang saya merasa sulit bamget menyelesaikan sebuah tulisan, karena itu, saya coba mengidentifikasi apa saja tahapan yang perlu saya lakukan untuk menulis. Berikut adalah 4 tahapan versi saya yang perlu disiapkan dan dilakukan dalam menulis:
1. Alokasi Waktu
Sesuai tulisan saya yang ini, saat ini kurang lebih saya perlu waktu 30 menit sampai dengan 2 jam untuk membuat 1 tulisan di blog. Sehingga langkah pertama untuk dapat menulis adalah mengalokasikan waktu untuk menulis, minimal 30 menit dan kalau bisa ada kosong 2 jam. Alokasi waktu untuk saat ini bukan lah hal yang sulit. Kecuali kalau sedang ada rencana perjalanan / aktivitas di luar yang cukup lama di hari tersebut. Tapi itu pun masih bisa diakali dengan mengalokasikan waktu pagi-pagi banget atau bahkan sebelum tidur.
Dibandingkan dengan tahun 2009-2012 ketika dulu saya masih menulis di blog yang lama, alokasi waktu untuk menulis blog saat ini relatif lebih mudah. Dulu, saat kuliah dan awal-awal lulus, bisa dibilang laptop hanya digunakan jika memang ada yang harus dikerjakan di laptop, masih banyak aktivitas yang tidak menggunakn laptop. Aktifitas saya dulu mobile, dan mungkin tidak selalu bawa laptop. HP pun masih jamannya Blackberry dan Nokia E63, bukan smartphone secanggih saat ini. Memang secara teknologi, dulu pun sudah bisa update blog via HP, tapi tampilannya belum sebagus sekarang. Yaaah, seperti tamplilan klikbca kalo buka via HP lah, apa yang tampil di layar HP versi lite-nya saja.
Saat ini, karena sifat pekerjaan saya sekarang, tiap hari saya pegang dan buka laptop. Hari libur atau weekend pun selalu stand-by. Pergi keluar kota atau liburan pun sering saya bawa, karena kadang ada sesuatu yang urgent. Lalu, HP jaman now pun sudah smartphone yang canggih yang layarnya lebar dan cukup nyaman juga untuk menulis. Walau secara pribadi masih lebih nyaman mengetik dengan keyboard fisik di laptop.
2. Ide Topik
Ide topik sebenarnya bukan hal yang sulit, jika hanya ide topik. Ide topik tulisan saya bisa apapun yang terlintas. Beberapa tulisan saya sebelum ini pun bisa dibilang idenya spontan, saya melihat harddisk jadul lalu saya terpikir untuk menjadikan harddisk jadul tersebut sebagai ide topik tulisan, begitu juga ketika melihat komik dragon ball dan dus lampu. Apapun yang saya lihat, dengar, rasakan, pikirkan, dan saya alami, bisa dijadikan ide topik tulisan.
Jika ada terpikir suatu ide topik tulsan, langsung saya catat ide tersebut di notes pada HP saya. Ketika saya sudah selesaikan menuangkan ide tersebut dalam tulisan blog, langsung saya centang di notes tersebut. Saat ini saja masih ada lebih dari 20 ide topik tulisan yang tercatat di notes HP saya. Masih aman untuk 3 minggu ke depan, dan tentunya setiap harinya akan terus bertambah jika terpikir sesuatu.
Sampai sini semua masih terasa mudah, namun belum selesai sampai di sini. Justru yang paling sulit adalah di poin 3 di bawah.
3. Gaya Bahasa dan Alur Penyampaian
Menurut saya ini adalah tahap yang paling sulit. Ide topik dan waktu sudah ada, sekarang perlu memikirkan bagaimana strategi penyampaian yang pas. Ide topik yang ingin saya bahas dan sudah saya tulis di notes baru sekedar “Smart Lamp”, “Harddisk Jadul”, “Penipuan Rekrutmen”, “GrabToko”, dst, baru objek utama idenya sajaa. Ide topik adalah “apa” yang ditulis, dan ini adalah tentang “bagaimana” itu ditulis.
Setelah ide tersebut, saya memikirkan bagaimana jenis tulisan yang saya buat, apakah berupa review, berupa cerita pengalaman, atau sekedar deskripsi ciri-ciri, atau kombinasi dari berbagai bentuk tulisan. Saya juga perlu memikirikan bagaimana awal pembuka tulisan, di mana kesimpulan / pesan utama ditempatkan, apa judul yang pas untuk tulisan ini agar relevan dan menarik, dst. Tahap ini yang sering banget bikin lama proses saya menulis.
Di sisi lain, sering juga inspirasi ide topik tulisan yang saya dapatkan sudah 1 paket terpikirkan ide gaya bahas dan alur penyampaian pada tulisannya.
4. Mulai Menulis
Jika sudah terpikirkan gaya bahasa dan alur penyampaian, langsung saja mulai menulis. Jika si ide topik dan ide gaya bahasa saya dapatkan dalam 1 paket, saya benar-benar tinggal langsung menulis saja. Seperti halnya chatting di WA, lancarr… Karakteristik ide tulisan seperti ini lah yang membuat saya bisa menyelesaikan tulisan dalam 30 menit.
Namun, kadang juga ide gaya bahasa dan alur penyampaian belum juga saya dapatkan. Saya jadinya coba-coba dengan langsung menulis saja. Dari beberapa ide yang sudah saya catat di Notes, saya coba menulis salah satu yang menurut saya menarik. Jika sampai 30 menit makin buntu dan belum yakin dengan cara pembawaan dalam tulisan, saya ganti ke ide yang lain dan melakukan hal yang sama, sampai dengan menemukan ide tulisan yang bisa saya selesaikan hari itu.
Kasus seperti ini yang membuat saya bisa perlu waktu hingga 2 jam untuk menyelesaikan 1 tulisan. Memang lama, tapi daripada tidak memulai menulis yang tentunya tidak akan ujug-ujug jadi tulisan. Per hari ini ada 3 draft tulisan di blog yang sudah saya mulai namun belum bisa saya selesaikan karena belum sreg dengan gaya bahasa dan alur penyampaian pada tulisan tersebut.
Walaupun sulit, saya justru menikmati proses bagaimana menemukan gaya bahasa dan alur penyampaian yang tepat. Toh bikin tulisan di blog doang, bukan ngomong live di depan banyak orang. Kalau belum yakin, masih bisa review dulu. Kalau ada yang keliru, masih bisa dikoreksi. Intinya justru ini bisa menjadi ajang latihan saya untuk mengasah kreativitas dan kemampuan berkomunikasi.