Beberapa hari lalu ketika jalan-jalan sore dengan anak saya ke warung, saya melihat ada salah satu rumah dijual. Saya tahu persis area lokasi rumah tersebut sebenarnya rawan banjir. Posisi jalan di area tersebut berada di sebelah sungai dan relatif rendah daripada jalan di area rumah saya yang terpisah oleh sungai tersebut.
Pada banjir besar Jakarta 1 Januari 2020 tahun lalu, area tersebut terendam banjir hingga lebih dar 1,5 meter. Barang-berang di lantai 1 tidak terselamatkan, termasuk mobil pun terendam. Ketika berangsur surut, lumpur-lumpur sisa banjir pun memerlukan beberapa hari untuk dibersihkan.
Rumah yang saya lihat dijual tersebut 3 lantai dengan luas tanah 200 m2 dan luas bangunan 346 m2, dijual seharga Rp 3,7 M. Harga yang sebenarnya relatif normal untuk standar di Jakarta. Namun, mengingat area tersebut rawan banjir, saya jadi terpikir, orang seperti apa yang akan beli rumah tersebut.
September 2020 lalu pernah terjadi hujan cukup besar dan lama di malam hari, sebagian warga di area yang rawan banjir tersebut memindahkan mobilnya ke area atas yang lebih tinggi. Ini dilakukan karena takut terjadi banjir kembali seperti Januari 2020. Walaupun alhamdulillah ternyata tidak banjir.
Intinya jika tinggal di area yang rawan banjir, menurut saya pribadi tidak akan memberikan ketenangan hati. Jika ada hujan yang besar dan lama, ada ketakutan akan terjadi banjir, pikiran sudah kemana-mana. Kecuali kalau memang sudah ada terobosan dari Pemerintah untuk mencegah banjir di area kita.
Jika belum ada terobosan yang signifikan dari Pemerintah, lebih baik beli di area lain yang lebih aman dari banjir meski harganya lebih mahal. Saya tidak akan mau tinggal di rumah yang saya ketahui persis rawan banjir. Walaupun harganya turun setengahnya pun, saya tidak akan beli di rumah. Selain memang tidak ada uangnya, hehehe..
Yah mudah-mudahan rumah tersebut segera bisa laku dengan baik. Penjual memberikan informasi yang terbuka, dan pembeli pun sadar dan mengerti secara utuh karakteristik rumah yang dibeli tersebut.