Parkir Gratis

Share

Di sekitar rumah saya ada cukup banyak minimarket. Dalam radius 1 km, yang saya tahu minimal ada 8 minimarket (alfamart, alfamidi, dan indomaret). Dari semua minimarket itu, ada 2 minimarket bersebelahan yang menjadi favorit saya karena gratis parkir. Sisa 6 minimarket lainnya dijaga tukang parkir.

Saya lebih prefer ke minimarket yang gratis parkir, walaupun sebenarnya ada minimarket yang lebih dekat. Pertimbangannya adalah karena males aja bayar untuk sesuatu yang ngga jelas nilai tambahnya, terlebih ada pilihan lain yang lebih baik. Jika pergi ke minimarket, saya paling cuma 5-15 menit saja (kecuali jika kasir antri), tidak pernah lebih dari 30 menit. Tidak seperti belanja ke supermarket yang bisa lebih dari 1 jam. Lalu pernah beberapa kali saya mencari suatu barang dan sedang kosong di minimarket tersebut, pas keluar makin bete karena tetap harus bayar parkir.

Saya pernah mendapat cerita dari seorang teman yang hendak menyewa ruko untuk usahanya di suatu daerah. Teman saya tersebut didatangi perwakilan ormas setempat yang menawarkan “proposal pengamanan” dengan 2 pilihan “skema subscription”. Pilihan pertama adalah membayarkan sejumlah tertentu secara rutin setiap bulan, dan pilihan kedua adalah tidak perlu membayar namun ormas tersebut diberikan kewenangan untuk mengelola parkir di halaman tempat usaha teman saya tersebut. Mungkin tidak semua tempat usaha seperti ini, tergantung kondisi sosial, ekonomi dan keamanan di setiap area.

Dengan pilihan pertama, artinya konsumen bisa mendapatkan fasilitas parkir gratis, namun biaya operasional yang dikeluarkan pemilik usaha akan meningkat. Dengan kata lain, bisa dibilang gratisnya biaya parkir konsumen ini disubsidi oleh pemilik usaha. Menurut hemat saya, skema ini cocok untuk usaha yang dengan tingkat kompetisi cukup ketat, adanya parkir gratis menjadi value added dibandingkan dengan kompetitor sejenis.

Untuk pilihan kedua, konsumen yang menggunakan kendaraan harus membayar parkir ketika berkunjung. Ini mungkin bisa mengurangi potensi jumlah konsumen yang mampir ke tempat tersebut, yang berarti potensi omset berkurang. Tapi apabila memang konsumen sudah niat untuk membeli ke tempat tersebut, sebenarnya bayar parkir pun tidak masalah. Jadi skema ini cocok untuk tipe usaha yang memiliki competitive advantage lain, brand yang kuat dan cukup spesifik (tidak ada pesaing sejenis) di area tersebut.

Sebenarnya harapan saya sih ada pilihan ketiga, pilihan ideal, yakni pelaku usaha bisa bebas melakukan usaha di area komersil sesuai ketentuan yang berlaku. Jika di area halaman sendiri, itu sepenuhnya hak pemilik/penyewa lahan tersebut, tidak ada kaitannya dengan ormas sekitar. Masalah pengamanan pun itu ranahnya kepolisian yang diberikan secara gratis ke masyarakat, bukan ranahnya ormas. Kalaupun perlu tambahan pengamanan yang lebih spesifik, itupun sepenuhnya hak pemilik usaha untuk memilih jasa pengamanan mana yang paling cocok.

Bagikan tulisan ini:

mozuqi

Mohammad Zulkifli Falaqi. Biasa dipanggil Zul. Saat ini sedang mencari sesuap nasi di ibukota sebagai buruh yang ngurusin organisasi dan SDM di perusahaan yang bergerak di bidang energi. Menulis apa saja yang terlintas di pikiran.

You may also like...

Leave a Reply