Momentum Tahun Baru

Share

Di momen tahun baru ini, mungkin kadang kita merasa jenuh atau bosan jika ada yang menanyakan atau membahasa terkait resolusi di tahun 2021. Termasuk juga jokes yang menyertainya, yakni jokes yang mengaitkan dengan resolusi foto / layar. Saya pun bosan dengan jokes itu, setiap tahun pasti aja ada yang mengemukakan jokes itu. Mungkin sejak resolusi kamera HP kita mentok foto di resolusi VGA sampai dengan sekarang sudah ada HP yang bisa video dengan resolusi 4K / 8K.

Jika merujuk pada KBBI, resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan. Sederhanya menurut saya kalau dalam lingkup personal, resolusi adalah target kita di tahun ini.

Walaupun terasa membosankan karena selalu dibahas tiap tahun, menurut saya ada 2 alasan utama mengapa resolusi tetap penting untuk kita tetapkan pada momentum tahun baru ini:

1. Tahun 2021 adalah Tahun yang Berbeda

Hari ini adalah tanggal 1 Januari 2021, bukan tanggal 32 Desember 2020. Hari ini sudah menjadi tahun yang berbeda dari hari kemarin. Lalu apa istimewanya tahun yang berbeda? Apa bedanya denga hari atau bulan yang berbeda?

Saat ini Indonesia menganut tahun Fiskal yang dimulai dari 1 Januari dan berakhir di 31 Desember. Artinya per 1 Januari 2021 ini, seluruh pendapatan, pengeluaran, dan aktivitas yang dilakukan harus dicatatkan di tahun 2021. Kita benar-benar membuka lembaran baru. Sehingga momentum Tahun Baru ini sudah selayaknya kita maknai lebih dalam, misal dengan menentukan tujuan, target, dan program yang perlu dicapai dan dilaksankan di tahun 2021 ini. Apa yang dilaksanakan di 2021 berbeda dengan yang dilaksankan di tahun 2020 (walau besar kemungkinan banyak yang carry over).

Memang tidak semua hal menggunakan acuan 1 Januari s.d 31 Desember tahun berjalan untuk 1 siklus proses. Seperti contohnya tahun Fiskal pun tidak semua negara menggunakan tahun Fiskal Januari s.d. Desember. Kalau di Indonesia, contoh yang paling umum adalah tahun akademik. Indonesia menggunakan tahun akademik yang dimulai di sekitar bulan Juli dan berakhir di bulan Juni tahun berikutnya.

2. Bisa Jadi Alasan untuk Action

Jika kita mendengarkan kisah-kisah orang yang sukses, biasanya ada momentum tertentu dalam perjalanan hidupnya yang membuat hidupnya berubah, atau lebih tepatnya membuat ia berbuat sesuatu yang berbeda / memulai sesuatu yang baru. Biasanya kejadian ekstrem, dan beberapa kejadian yang cenderung negatif, misal bangkrut, di-PHK, ditinggalkan orang yang disayangi, kecelakaan, ditipu, dan seterusnya.

Nah, tanpa perlu mengalami hal-hal yang luar biasa, kita bisa saja melakukan action hal yang baru atau yang berbeda di tahun baru 2021 ini. Kita gunakan tahun baru 2021 sebagai alasan untuk melaksananyannya.

Seperti halnya bayi yang dipaksa melepas ASI (disapih) ketika berulang tahun ke-2 (Yang sebenarnya rekomendasi WHO bisa lebih dari 2 tahun), kita bisa menggunakan tahun 2021 ini sebagai alasan untuk memaksa diri kita mencoba dan belajar hal yang baru, menjalankan aktivitas dengan cara berbeda, menjalankan pola hidup sehat, dan seterusnya.

Hanya saja, jangan sampai kita jadi menunda action kita karena menunggu momentum tahun baru, seperti jokes Diets Start Tommorow’ yang intinya nanti-nanti saja action itu dilakukan. Pada pertama kali tercetus ide mengaktifkan kembali blog ini, saya pun sempat kepikiran, ‘Apa saya mulai 1 Januari 2021 aja ya?’. Tapi alhamdulillah saya langsung mulai saja di 20 Desember 2020 dengan tulisan Memulai Kembali.

Jadi, jangan bosan dengan istilah resolusi, ambil sisi positifnya saja.

Bagikan tulisan ini:

mozuqi

Mohammad Zulkifli Falaqi. Biasa dipanggil Zul. Saat ini sedang mencari sesuap nasi di ibukota sebagai buruh yang ngurusin organisasi dan SDM di perusahaan yang bergerak di bidang energi. Menulis apa saja yang terlintas di pikiran.

You may also like...

Leave a Reply