Saya punya kebiasaan untuk selalu memusnakan sampah label alamat dari paket atau barang yang saya beli. Baik dengan digunting kecil-kecil atau dengan dibakar. Tujuannya adalah untuk menghindari atau meminimalisir risiko penyalahgunaan data tersebut oleh orang-orang yang tidak berkepentingan atau yang berniat buruk.
Data yang biasanya ada di label paket adalah nama, nomor HP, alamat, dan item barang yang dibeli. Lalu apa risikonya jika data-data tersebut terekspos? Berikut beberapa modus yang bisa saja dimanfaatkan oleh orang yang berniat buruk:
1. Sasaran Penipuan
Dengan diketahuinya nama, alamat, nomor HP dan perilaku belanja online kita (misalnya jenis barang atau platform yang sering digunakan), bisa digunakan untuk percobaan penipuan yang mengatasnamakan platform marketplace yang bertujuan untuk mengambil-alih akun marketplace kita dengan mencoba mencari tahu kode OTP atau password akun kita. Tidak hanya mencoba menipu dengan sekedar SMS saja, tapi bisa saja langsung menelepon dan menyampaikan informasi pribadi kita untuk meyakinkan kita bahwa dia betul dari pihak yang diatasnamakan. Walaupun mungkin kita cukup sadar dan menggunakan akal sehat sehingga tidak tertipu, tapi upaya penipuan tersebut akan sangat mengganggu kita.
2. Fake Order dengan Pembayaran COD
Untuk kasus ini sebenarnya si pelaku agak bermodal. Misal dia memilikitau kerja di toko online tertentu, setidaknya dia ada akses terhadap stok barang yang dikirimkan. Untuk orang yang sering suka menggunakan metode pemayaran COD, bisa menjadi sasaran penjual nakal ini. Pembayaran COD di marketplace adalah uang dibayarkan oleh pembeli ketika barang diantar kurir ke pembeli (dibayar melalui kurir yang dipilih).
Modusnya adalah penjual mengirimkan suatu barang ke pembeli dengan metode pembayaran COD, padahal pembeli tidak memesannya. Ketika kurir menagih, bisa jadi pembeli pun tidak verifikasi dengan detil, lupa ini pesanan yang mana saking banyaknya pesanan dia, apalagi kalau jenis barang yang diantar tersebut sebenarnya relate dengan kebutuhan/kebiasaan dia. Alhasil si pembeli langsung membayarnya saja. Atau case lain, pembeli sedang tidak di rumah, sehingga langsung dibayarkan oleh anggota keluarga yang di rumah ke kurir yang mengantar.
Kalau pembelinya sadar dan ngga mau bayar gimana? Ya gapapa, nanti barang balik lagi ke penjual.. Karena dengan sistem COD, walaupun ini transaksi betulan (pembeli yang beneran memesan) kadang terjadi juga pembeli yang menolak bayar dengan alasan kepencet / berubah pikiran. (memang ini salah satu hal yang tidak efisien dalam pembayaran dengan COD)
—
Kira-kira apa lagi ya? Kalau ada yang tau celah apa lagi yang bisa disalahgunakan silahkan komen di bawah ya..
Walaupun begitu, 2 poin di atas saya rasa sudah cukup untuk membuat kita waspada dan sebaiknya memusnahkan sampah label alamat paket kita, tidak hanya membuangnya begitu saja.