Ketinggalan Barang

Share

Selama pandemi ini kebijakan Work from Office (WFO) di kantor saya adalah 25% secara bergiliran. Artinya dalam 1 siklus 8 minggu, saya pergi ke kantor 2 minggu, dan 6 minggu sisanya saya Work from Home (WFH). Karena relatif lebih banyak WFH, peralatan kerja sudah di-setup dengan baik di rumah, dan ketika mau mulai WFO biasanya harus agak repot beres-beres.

Selain beres-beres peralatan standar kerja untuk dibawa ke kantor, seperti laptop, charger, mouse, dan dokumen/buku catatan, juga ada barang tambahan yang perlu dibawa selama pandemi. Jika WFO, setiap hari saya membawa sejadah, handuk kecil, hand sanitizer, masker cadangan, dan bekal makan siang.

Karena kebiasaan WFO ini selalu terpotong oleh WFH selama 6 minggu, saya jadi kurang terbiasa, beberapa kali kejadian ada aja barang yang ketinggalan. Baik itu ketinggalan di rumah pas pergi ke kantor, atau ketinggalan di kantor pas pulang ke rumah.

Dari Ketinggalan barang yang relatif ringan (bisa tidak menjadi masalah) hingga ketinggalan barang yang relatif krusial.

Untuk barang yang bisa tidak menjadi masalah, seperti ketinggalan sejadah, handuk, atau makan siang. Kalau barang itu ketinggalan, saya tinggal menggunakan tisu, beli makan siang, dan solat menggunakan sajadah di kantor.

Lalu untuk ketinggalan barang yang krusial seperti ketinggalan charger laptop dan si laptopnya sendiri. Saya sudah 2 kali lupa bawa charger laptop ketika pergi ke kantor, ini selalu terjadi di hari Senin (hari pertama WFO), si charger masih tercolok di rumah.

Kejadian ketinggalan charger yang pertama, ada teman saya yang menggunakan laptop dengan charger yang sama, jadi saya bisa meminjam charger laptop dari teman saya itu. Kejadian yang kedua, kebetulan di kantor tidak ada yang menggunakan charger laptop yang sama, jadi dikirim lah dari rumah menggunakan instant courier.

Ketinggalan barang yang paling parah adalah ketinggalan laptop di kantor, benar-benar lupa saya bawa. Jadi saat beres-beres saya sudah melipat layar laptop tapi masih disimpan di meja (di atas alas standing laptop). Saya tidak langsung memasukkan ke tas karena sedang memasukkan barang-barang yang lain terlebih dahulu (tempat bekal, sejadah, charger, dll). Karena penuh, saya merasa sudah semua dibawa.

Saya baru sadar ketika sampai di rumah sekitar jam 6 sore kurang dikit saat perlu membuka laptop. Saya kaget kok di dalam tas tidak ada laptop. Saya panik dan berpikir apakah ada kemungkinan jatuh/dicuri di perjalanan, tapi seingat saya saat itu tidak mampir ke manapun dan tas disimpan dengan baik di box motor. Lalu keingetan lah sepertinya memang si laptop belum saya masukkan ke tas.

Saya langsung menelepon security di kantor, untungnya masih ada di kantor. Saya nitip agar ruangan jangan dulu dikunci. Saya harus mengambil malam itu juga karena besoknya libur long weekend Natal.

Sekitar jam setengah 7 malam saya sampai di kantor. Dan ternyata benar laptop saya masih tersimpan di atas meja dengan kondisi terlipat.

Laptop Tertinggal di Kantor

Pelajarannya adalah jangan tergesa-gesa ketika akan berangkat pergi atau pulang, pastikan selalu tidak ada barang penting yang tertinggal.

Bagikan tulisan ini:

mozuqi

Mohammad Zulkifli Falaqi. Biasa dipanggil Zul. Saat ini sedang mencari sesuap nasi di ibukota sebagai buruh yang ngurusin organisasi dan SDM di perusahaan yang bergerak di bidang energi. Menulis apa saja yang terlintas di pikiran.

You may also like...

Leave a Reply