Hidup Tanpa Listrik

Share

Jika terjadi banjir besar, hal yang pasti akan terjadi adalah pemadaman listrik. Pemadaman listrik dilakukan untuk mencegah konsleting ataupun menghindari orang yang tersetrum listrik dari rambatan air banjir, karena air bisa menjadi konduktor listrik.

Pada banjir kemarin, walau air banjir tidak masuk ke rumah saya, namun karena di sekitar saya banyak area yang terendam banjir hingga lebih dari 1,5 meter, maka aliran listrik di sekitar rumah dipadamkan, termasuk ke rumah saya. Dengan tidak adanya listrik, dari banyak aktivitas yang tidak bisa dilakukan secara normal, yang paling krusial menurut saya adalah akses terhadap air.

Air adalah kebutuhan dasar hidup. Dari jaman ribuan tahun lalu sebelum ada listrik dan peralatan elektronik, air sudah ada dan menjadi kebutuhan dasar. Tanpa lampu, AC, kulkas, TV, kipas angin, dan peralatan elektronik lainnya, kita masih bisa hidup, walau kualitas hidup sangat menurun. Tapi tanpa air, jelas kita tidak bisa hidup.

Supply air di rumah saya menggunakan pompa air tanah yang ditampung di toren terlebih dahulu. Jika listrik mati, otomatis pompa tidak bisa mengisi air di toren. Air yang tersedia maksimal sebatas kapasitas toren yang ada.

Ketika kemarin pagi saya tahu banjir melanda sekitar rumah saya, saya tidak khawatir air masuk ke rumah, tapi yang lebih saya takutkan adalah adanya pemadaman listrik. Sehingga saya langsung bersiap dengan mengisi air pada seluruh ember ataupun tempat penampungan air yang saya miliki.

Dan ternyata benar, sekitar setengah 11 siang, listrik mulai dipadamkan. Untuk sekedar bertahan setengah hari atau 1 hari tanpa listrik mungkin masih bisa. Tapi ketika air habis, sudah tidak bisa bertahan. Terlebih jika ada bayi/anak kecil, orang lanjut usia, atau orang sakit yang daya tahannya lebih rendah.

Jadi, kalau sekedar hidup, hidup tanpa listrik bisa-bisa saja. Namun bukan dengan standar hidup atau standar produktivitas era modern saat ini. Itupun dengan catatan tetap harus ada akses terhadap air, ada aliran suangai air bersih atau sumur air yang bisa diakses tanpa menggunakan peralatan elektronik.

Bagikan tulisan ini:

mozuqi

Mohammad Zulkifli Falaqi. Biasa dipanggil Zul. Saat ini sedang mencari sesuap nasi di ibukota sebagai buruh yang ngurusin organisasi dan SDM di perusahaan yang bergerak di bidang energi. Menulis apa saja yang terlintas di pikiran.

You may also like...

Leave a Reply