Dilema tahanan adalah salah satu situasi dalam teori permainan yang menitikberatkan manfaat yang diterima seseorang berdasarkan pilihan yang dia ambil DAN kepercayaan atas pilihan yang diambil lawannya.
Sesuai namanya, dilema tahanan ini merupakan situai seorang tahanan dan temannya (atau di sini disebut lawan) yang sama-sama melakukan suatu tindakan kriminal yang sama. Katakanlah barang bukti yang ditemukan oleh penegak hukum tidak terlalu kuat dan sedang dalam posisi mengandalkan kesaksian 2 tahanan ini, kita sebut si A dan si B.
Contoh situasny adalah:
- Jika si A dan si B sama-sama mengaku melakukan tindakan kriminal, maka keduanya (A dan B) akan mendapatkan hukuman 5 tahun penjara.
- jika si A mengaku, sedangkan si B diam, maka si A akan bebas dan si B akan mendapatkan hukuman 20 tahun penjara. Asumsinya di sini karena si A mengaku, dia sudah punya itikad baik dan menjadi whistleblower, sehingga mendapatkan keringanan. Dan si B sebaliknya, diberikan pemberatan karena tidak mau mengakui.
- Sebaliknya, jika si A diam, dan si B mengaku, maka si A akan mendapatkan 20 tahun penjara dan si B akan bebas.
- Terakhir, jika si A dan si B sama-sama diam, maka keduanya (A dan B) hanya akan mendapatkan hukuman 1 tahun penjara.
Jika kita melihat situasinya dari sudut pandang luar tentunya opsi 4 adalah yang paling optimal bagi keduanya, yakni masing-masing hanya dikenakan 1 tahun penjara. Namun, mengingat si A dan si B tidak bisa berkomunikasi satu sama lainnya, tidak ada yang menjamin bahwa rekannya ini tidak akan mengaku.
Bebas dari penjara tentu lebih diinginkan daripada dihukum 1 tahun penjara. Seandainya yakin lawan kita akan diam, tentu kita lebih memilih mengaku saja, karena akan membuat kita bebas. Lawan kita jadi mendapat 20 tahun penjara bukan urusan kita.
Tapi tentu saja kita tidak bisa yakin 100% lawan kita akan diam, seandainya ada komunikasi pun (janjian) tidak menjamin lawan kita tidak akan berkhianat dengan mengaku. Sehingga bila kita mengaku, harapannya lawan akan diam sehingga kita bebas, justru akan memberikan risiko juga untuk sama-sama dihukum 5 tahun, karena lawan kita mengaku juga. Kalau kita diam, bukan berarti itu aman walau sudah ada komunikasi, bukannya hanya 1 tahun hukuman yang kita dapatkan, tapi malah jadi 20 tahun.
Dengan pendekatan potensi keuntungan dan risiko kerugian, pada situasi ini kita akan melihat:
- Bila kita diam:
Potensi Keuntungan (Best-Case Scenario) –> Hukuman 1 tahun penjara (lawan sama-sama diam)
Risiko Kerugian (Worst-Case Scenario) –> Hukuman 20 tahun penjara (lawan mengaku) - Bila kita mengaku:
Potensi Keuntungan (Best-Case Scenario) –> Bebas (lawan diam)
Risiko Kerugian (Worst-Case Scenario) –> Hukuman 5 tahun penjara (lawan sama-sama mengaku)
Sehingga bisa kita lihat bila kita mengaku memiliki spread potensi-risiko yang lebih menguntungkan daripada spread potensi-risiko apabila kita diam. Ini akan membuat kecenderungan orang akan memilih mengaku, dan itulah memang yang diharapkan oleh para penegak hukum (sama-sama mengaku) dengan membuat variasi kombinasi hukuman sesuai dilema tahanan ini