Tiga hari ini (sampai besok) saya mengikuti upskilling terkait design thinking. Saya sendiri masih perlu belajar banyak terkait konsep design thinking. Namun, sejauh ini saya memahami design thinking sebagai suatu metode berpikir kreatif yang berorientasi terhadap pengguna, menggunakan pendekatan solusi, dan bersifat iteratif. Sering juga kita mendengar perkataan yang menuntuk kita berpikir kreatif seperti ‘thinking out of the box’ atau ‘think like there is no box’, dan seterusnya, nah design thinking ini merupakan metode yang relatif terstruktur untuk menemukan solusi yang out of the box dan solutif terhadap yang dihadapi.
Design thinking sendiri memiliki 5 tahapan. Walaupun sebenarnya bukan merupakan tahapan yang linier, tapi merupakan tahapan yang iteratif. Artinya setiap waktu bisa saja selalu melakukan review, mempertanyakan (challenge) dan melakukan perbaikan atas proses yang telah dilakukan, di tahap manapun.
1. Emphatise
Pada tahapan empatise ini kita mencoba merasakan menjadi customer yang mengalami permasalahan. Dengan berempati, atau memposisikan diri sebagai customer kita diharapkan memahami permasalahan yang dihadapi customer hingga ke tingkatan emosional. Kita benar-benar merasakan dan memahami apa yang menjadi masalah, kenapa hal tersebut jadi masalah, dan kenapa hal tersebut harus diatasi.
2. Define
Pada tahap define ini kita coba menstrukturisasikan pemahaman kita (perasaan dan emosional) ke dalam suatu bentuk pendefinisian masalah. Kita membuat pernyataan masalah yang telah kita rasakan ke dalam bentuk tertulis yang bisa dipahami orang banyak.
3. Ideate
Berdasarkan permasalahan yang sudah kita identifikasi tersebut, kita coba memikirkan ide-ide solusi yang bisa menjawab permasalahan tersebut. Pada tahap ini, diharapkan dapat tercetus ide sebanyak mungkin namun tetap secara logika awal bisa menjawab permasalahan.
4. Prototype
Pada tahap ini dilakukan prototyping atau bentuk real produk (versi kecil atau sederhana) dari ide yang dihasilkan sebelumnya. Walaupun versi sederhana, namun fitur utama atau inti produk yang akan menjadi jawaban atas permasalahan tetap harus ada untuk diuji apakah benar dapat menjadi solusi.
5. Test.
Pada tahap ini dilakukan pengujian atas produk (prototype) yang sudah dibuat ke customer yang akan kita jawab permasalahannya. Hasil evaluasi dari pengujian ini akan kita jadikan bahan untuk perubahan dan penyempurnaan produk kita dalam kerangka memberikan solusi yang efektif terhadap masalah yang dihadapi.
Sekali lagi, kelima tahapan tersebut bukanlah tahapan yang linier, kita sangat bisa kembali ke tahapan sebelumnya untuk melakukan penyempurnaan namun tetap dalam kerangka 5 tahap tetrsebut.