Availability > Affordability, Memanfaatkan Celah Kekosongan Kompetitor

Share

Pagi tadi saya pergi membeli aqua galon karena 2 dari 3 galon aqua yang ada di rumah saya sudah kosong dari kemarin. Mumpung hari libur, dari pada tiba-tiba galon ketiga habis di malam hari atau saya sedang kerja, mending saya langsung beli saja tadi pagi, yang sebenarnya sudah saya tunda dari kemarin Sabtu.

Selain ada beberapa warung dan minimarket, di area rumah saya sebenarnya ada toko yang khusus menjual aqua galon yang sekaligus sebagai pangkalan LPG sehingga harganya relatif murah. Lima hari lalu saya beli ke toko ini, harga isi ulang merek aqua adalah Rp 17.000,- per galon 19 liter. Namun, karena ini hari minggu, toko tersebut tutup. Biasanya toko tersebut hanya buka Senin-Sabtu dari sekitar jam 7 pagi sampai jam 5-an sore. Sisanya tutup.

Walau sebenarnya saya tahu hari ini tutup, tapi saya tetap iseng coba-coba mengecek apakah toko tersebut buka. Dan ternyata tutup. Ya sudah saya cari di tempat lain saja. Tidak jauh dari situ, masih di jalan yang sama, berseberangan dengan toko tersebut, mungkin berjarak sekitar 300-an meter ada warung yang mendisplay beberapa aqua galon di depannya. Saya tidak pikir panjang, langsung saya menuju ke warung tersebut.

Ketika sampai di warung tersebut, saya tanya berapa harga isi ulang aqua galon, ternyata harganya Rp 20.000,- per galon! Beda sampai Rp 3.000,- dengan toko yang sebelumnya. Karena beli 2 galon, berarti totalnya Rp 40.000,-beda total Rp 6.000,-.

Walau selisih harganya di luar ekspektasi (saya kira mungkin hanya beda Rp 1.000,- dari pangkalan), dan sebenarnya saya masih bisa memilih untuk tidak melanjutkan transaksi, tapi saya tetap lanjutkan transaksi dengan pertimbangan:

  1. Toko yang saya tahu pasti jual lebih murah (pangkalan) sedang tutup.
  2. Warung / minimarket lain belum tentu lebih murah juga, kalaupun lebih murah bisa jadi hanya beda tipis, saya perlu mengeluarkan tambahan effort dan waktu, plus tambahan biaya juga kalau ada tukang parkir di minimarketnya.
  3. Tentunya lebih baik karena juga memakmurkan warung sekitar

Selain pertimbangan filosofis (poin 3), pertimbangan oin 1 dan 2 menunjukkan avalability (dan accesability) lebih berpengaruh dari pada affordablity. Yang penting ada barangnya. Sedikit (atau bahkan banyak) lebih mahal, tidak masalah.

Prinsip ini juga yang dimanfaatkan pedagang bensin eceran. Orang-orang tau, beli di pedagang bensin eceran pasti lebih mahal (bahkan kualitas lebih rendah karena tidak terjamin), tapi yang pasti barangnya ada (availability) mungkin 24 jam dan mudah diakses (accesability) karena jumlah titiknya lebih banyak (lebih dekat) daripada SPBU dan tidak ada antrian, apalagi dalam kondisi darurat seperti motor yang sedang kehabisan bensin sama sekali.

Bagikan tulisan ini:

mozuqi

Mohammad Zulkifli Falaqi. Biasa dipanggil Zul. Saat ini sedang mencari sesuap nasi di ibukota sebagai buruh yang ngurusin organisasi dan SDM di perusahaan yang bergerak di bidang energi. Menulis apa saja yang terlintas di pikiran.

You may also like...

Leave a Reply