Hari Selasa (29/12) kemarin, Pak Budi Gunadi Sadikin (BGS), Menteri Kesehatan yang baru, melaksanakan Keterangan Pers terkait Progress Persiapan Vaksin Covid-19 di Indonesia. Awalnya saya tidak tertarik untuk menonton keterangan pers tersebut, paling malamnya saya baca setelah ada rilis beritanya di berbagai media.
Namun, dari sore hingga malam, di beberapa Whatsapp Group sudah banyak yang share link video keterangan pers tersebut, diiringi dengan komentar yang positif terkait gaya penyampaian Pak BGS. Pada intinya, komentar-komentar saya baca di WAG adalah menilai penyampaian Pak BGS runtut, gamblang, jelas, mudah dicerna publik, membuat tenang dan optimis. Saya pun penasaran dan langsung membuka link video keterangan pers dimaksud.
Setelah menonton video keterangan pers Pak BGS, saya setuju dengan komentar-komentar positif yang sebelumnya saya baca. Pada intinya saya merasa menikmati dan menangkap informasi yang disampaikan Pak BGS dalam keterangan pers sekitar 25 menut tersebut. Saya mengidentifikasi ada 2 hal utama yang membuat keterangan pers itu diterima dengan positif oleh masyarakat (penonton):
1. Sosok Baru yang Berbeda
Sebagai Menteri Kesehatan baru, ini adalah kali pertama Pak BGS menyampaikan keterangan pers. Selama penyampaian keterangan pers, Pak BGS tetap memakai masker. Cara berbicara beliau pun benar-benar dengan gaya menjelaskan, bukan membaca teks. Berbeda dengan dr Terawan yang pada saat keterangan pers September lalu tidak mengenakan masker dan lebih banyak melihat teks daripada melihat audience. Gestur-gestur visual seperti ini membuat saya melihat Pak BGS ini berbeda.
2. Orang “Awam” dengan Logika Umum
Seperti yang kita ketahui, Pak BGS bukan berlatar belakang pendidikan Kedokteran/Kesehatan. Beliau Sarjana Fisika, lama berkarir di sektor Perbankan, dan terakhir menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN. Di awal-awal berbicara, beliau menyatakan ada hal / data / detil yang baru beliau ketahui setelah menjabat sebagai Menteri Kesehatan. Saya jadi melihat starting point Pak BGS adalah sama dengan saya, yakni relatif awam terhadap sistem kesehatan nasional.
Detil-detil elemen informasi seperti menjelaskan kenapa setiap kontrak ada opsi, apa kepanjangan dari ITAGI, atau pengulangan penjelasan, membuat masyarakat yang awam seperti saya mendapatkan informasi yang utuh. Walaupun pastinya Pak BGS tidak seawam saya dalam sistem kesehatan nasional, namun Pak BGS memposisikan benar-benar sebagai orang yang “awam” dan menyampaikan dengan baik untuk audience orang awam menggunakan logika umum.
Jika ada yang mau nonton keterangan pers dimaksud, silahkan klik link video di bawah: