Hari ini saya berkunjung ke gedung baru kantor yang akan digunakan dalam jangka waktu dekat. Karena gedung baru, sarana dan prasarana pun sudah modern dan menyesuaikan juga dengan kebutuhan adaptasi kebiasaan baru pasca pandemi 2020.
Di antaranya adalah mengintegrasikan pengukuran suhu tubuh menggunakan kamera thermal scanner dengan gate ke lift. Jadi kalau suhunya masuk rentang normal, maka gate akan terbuka. Dibandingkan dengan screening suhu tubuh manual yang harus ada petugas yang mengarahkan thermometer dan memverifikasinya, sistem ini jauh lebih efektif dan keren.
Masuk ke lift, tujuan saya adalah lantai 21, dan melihat ternyata di gedung baru ini, tidak ada lantai 4, 13, dan 14 di tombol lift. Jadi dari 23 lantai yang ada, efektif sebenarnya hanya ada 20 lantai secara keseluruhan. Berbeda dengan gedung lama kantor, walaupun gedung dan fasilitasnya relatif jadul, tapi dari 21 lantai lengkap semua tidak ada yang di-skip, tetap ada lantai 4, lantai 13, dan lantai 14.
Jadi, apa sih yang menyebabkan beberapa angka itu dihilangkan? Saya coba rangkum dari beberapa sumber, penjelasannya adalah sebagai berikut.
Angka 4: Kematian
Angka 4 bisa diucapkan dengan “shi” di bahasa Jepang dan Cina yang juga bermakan kematian/mati. Tentu kalau ada pilihan lain, yang paham dengan bahasa Jepang dan Cina akan memilih pilihan lain. Bukan hanya sekedar kepercayaan, tetapi secara logika pun, kita pasti akan menghindari sesuatu yang bermakna negatif di bahasa yang kita pahami, walaupun nama tersebut sebenarnya tidak dimaksudkan untuk itu. Seperti misalnya ada orang bernama “Tai Lu” yang tentu akan dihindari orang yang paham bahasa Indonesia. Bahasa Cina (mandari) sendiri adalah bahasa dengan penutur paling banyak di dunia, jadi tentunya ini menjadi pertimbangan.
Angka 13: Pembawa Sial
Jika angka 4 erat dengan budaya dan kebiasaan di Asia, angka 13 erat dengan kepercayaan di Barat (Eropa/Amerika). Pemaknaan negatif terhadap angka 13 di Amerika/Eropa saya ketahui salah satunya dari film/serial horor “Friday the 13th”, mungkin kalau di Indonesia setara dengan malam jumat kliwon. Angka 13 juga dianggap sial karena 12 sudah sempurna/lengkap. Ada 12 bulan, ada 12 jam (setengah hari), dan ada 12 zodiak, sehingga yang 13 sudah tidak diperlukan. Lalu dalam agama Kristen juga Yesus memiliki 12 murid, dan murid ke-13 adalah pembangkang (Judas Iskariot). Intinya angka 13 sudah dikonotasikan dengan pembawa kesialan.
Angka 14: Dekat dengan Kematian
Angka 14 tidak memiliki makna khusus, selain karena ada unsur 4 di belakangnya, yang memiliki makna sebagaimana dijelaskan di atas. Jadi dianggap masih dekat dengan kematian. Seandainya gedung ini lebih tinggi, mungkin lantai 24, 34, dan 41-49 pun akan dihilangkan.
—
Saya sendiri sih tidak percaya dengan hal di atas, toh di gedung kantor saya yang lama pun tidak ada masalah. Saya pun dulu relatif sering saat berkantor di gedung lama berkunjung ke lantai 4 dan lantai 13. Dan ya biasa-biasa saja. Tapi mungkin karena pertimbangan tertentu (misal untuk disewakan ke pihak ketiga), pengambil keputusan memilih hilangkan saja biar aman. Dihilangkan bukan berarti percaya, tapi sekedar mengakomodir atau menghargai orang yang percaya hal tersebut yang akan bisa menjadi potensi jadi konsumen.