Salah satu pesan yang disampaikan Khotib saat Jumatan tadi siang adalah terkait umur manusia. Saya akan menuliskan kembali apa yang disampaikan Khotib tersebut dengan bahasa dan pemahaman saya. Umur manusia itu dibagi menjadi 3, yakni umur biologis, umur kronologis, dan umur amal saleh. Sebenarnya kalau dibandingkan dengan istilah yang digunakan di dunia medis ada sedikit perbedaan.
Umur biologis yang dimaksud di sini adalah umur fisik kita, umur dari kita lahir hingga kita mati. Dari sudut pandang Islam, sering kali disebut rata-rata umur manusia secara umum adalah 60-70 tahun, salah satunya karena merujuk Rasulullah yang meninggal di usia 63 tahun. Umur biologis inilah yang menjadi ruang atau modal dasar kita untuk dapat beribadah dan melakukan amal soleh. Umur biologis adalah perkara ghaib yang menjadi rahasia Allah, kita tidak bisa mempercepat atau memundurkan waktu kematian kita.
Lalu yang kedua adalah umur kronologis. Umur kronologis (atau mungkin sering disebut umur historis) adalah umur seseorang masih tetap “hidup” di perdaban manusia bahkan setelah meninggal, baik “hidup” di orang-orang yang mengenal seseorang tersebut selama hidup, maupun generasi-generasi setelahnya melampaui zaman. Dalam Islam, begitu seseorang meninggal dunia, terputus lah seluruh amal-amalannya kecuali anak yang soleh, ilmu yang bermanfaat, dan sedekah jariyah. Tidak hanya pahala yang terus mengalir, seseorang pun terus “hidup” dan diingat di dunia jika amalan semasa hidupnya memberikan mafaat bagi lingkungan dan generasi-generasi setelahnya.
Umur yang ketiga adalah umur amal saleh. Umur amal saleh adalah umur atau waktu selama kita hidup yang digunakan untuk melakukan amal saleh. Ada yang bangun tengah malam untuk sekedar nonton TV, ada yang digunakan untuk solat malam. Ada yang waktu luangnya digunakan untuk bermain-main, ada yang digunakan untuk menolong sesama. Umur biologis boleh sama atau bahkan lebih pendek, namun bisa saja umur amal saleh lebih panjang. Kalau dalam konsep modern, mungkin ini disebut dengan waktu efektif / produktif. Dari 8 jam kerja dalam sehari, ada yang efektif dan produktif bekerja mendekati 8 jam, dan bisa jadi ada juga yanga terlalu banyak leha-lehanya.
Kesimpulannya adalah umur biologis kita tidak ada yang tahu, namun yang bisa kita lakukan adalah memanjangkan umur amal saleh kita. Dalam 24 jam waktu dalam sehari, semaksimal mungkin kita gunakan untuk melakukan amal saleh dan hindari sebisa mungkin untuk melakukan hal yang tidak berfaedah apalagi yang memberikan mudharat. Kemudian kita juga perlu melakukan amal saleh yang memberikan manfaat kepada sekitar dan umat manusia secara umum, agar umur historis kita bisa jauh lebih panjang daripada umur biologis kita, dan akan terus ada amalan yang mengalir setelah kita meninggal.